hehehe
pagi-pagi saya sudah disuguhi pemandangan “bagus”
dari metromini (19) pula
si pemandangan bagus tak lain adalah sesosok makhluk cowok, look about 25-28, “manusia pekerja” pastinya dilihat dari setelan celana dan kemeja, plus jaket coklat dan ransel. Tadinya saya pikir he just “in a co-incidence” berada di 19 yang sama, dari halte karet, and I bet dia bakal turun di BEJ (entah kenapa kalo ngeliat yang bening2, kepikirannya pasti di BEJ deh, haha, gak berarti di gedung2 lain gak ada yang bening kok! Di graha niaga banyak!! Apalagi cewek2 lantai sebelas :P)
ehh jeng jerengjengjeng ternyata si pemandangan bagus turun pas depan kantor saya, dan (tadinya saya pikir dia turun di depan, buat lanjut jalan ke abda or what) benerlah si makhluk itu masuk ke gedung yang sama dengan saya – emm.. hanya beda pintu masuk dan juga lift ternyata… (wondering, kok selama ini gak pernah ngeliat deh perasaan?? Bodo amatlah… yang penting ‘pemandangan’ itu telah menambah daftar alasan saya memulai hari ini dengan tersenyum (dan mudah-mudahan begitu juga selanjutnya yaaa).
Talking about why I should smile (dan melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan yang membuat tersenyum pun menjadi sulit) today – selain si pemandangan bagus (yang makin sering disebutin makin gak penting, hehe) – adalah gen fm, emm lebih tepatnya acara kardigen/kardigan pagi ini yang lumayan kocak! Bayangin aja, ada cowok yang nelp buat ikutan, and guess what, dia nyanyi lagu project pop yang judulnya Goyang Duyu. Liriknya kocak, sekocak judulnya, apalagi yang nelp nyanyi nggak ngikutin nada / music yang mengiringi, haha, tambah kocak bukan?
Si penelpon ini curcol mengapa dia milih ikut acara karaokean pagi-pagi gara-gara stress sidang (skripsi) nya diundur sampe awal taun depan, and it means he has to postpone gelar sarjana nya nempel di namanya sampe taun depan (belum tau apa, sekarang sarjana-sarjana banyak bertebaran nganggur di mana-mana??)
Tadinya saya ‘hanya’ menertawakan kelucuan acara dan penelpon ini, but then I realized that I should be more thankful for what I’ve gotten so far. Bersyukur kenapa? Emm,, pertama, dibandingkan dengan si penelpon tadi, saya tidak mengalami banyak kesulitan ketika menghadapi siding skripsi, dan Alhamdulillah target 3,5 tahun akhirnya bisa dikejar.
pagi-pagi saya sudah disuguhi pemandangan “bagus”
dari metromini (19) pula
si pemandangan bagus tak lain adalah sesosok makhluk cowok, look about 25-28, “manusia pekerja” pastinya dilihat dari setelan celana dan kemeja, plus jaket coklat dan ransel. Tadinya saya pikir he just “in a co-incidence” berada di 19 yang sama, dari halte karet, and I bet dia bakal turun di BEJ (entah kenapa kalo ngeliat yang bening2, kepikirannya pasti di BEJ deh, haha, gak berarti di gedung2 lain gak ada yang bening kok! Di graha niaga banyak!! Apalagi cewek2 lantai sebelas :P)
ehh jeng jerengjengjeng ternyata si pemandangan bagus turun pas depan kantor saya, dan (tadinya saya pikir dia turun di depan, buat lanjut jalan ke abda or what) benerlah si makhluk itu masuk ke gedung yang sama dengan saya – emm.. hanya beda pintu masuk dan juga lift ternyata… (wondering, kok selama ini gak pernah ngeliat deh perasaan?? Bodo amatlah… yang penting ‘pemandangan’ itu telah menambah daftar alasan saya memulai hari ini dengan tersenyum (dan mudah-mudahan begitu juga selanjutnya yaaa).
Talking about why I should smile (dan melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan yang membuat tersenyum pun menjadi sulit) today – selain si pemandangan bagus (yang makin sering disebutin makin gak penting, hehe) – adalah gen fm, emm lebih tepatnya acara kardigen/kardigan pagi ini yang lumayan kocak! Bayangin aja, ada cowok yang nelp buat ikutan, and guess what, dia nyanyi lagu project pop yang judulnya Goyang Duyu. Liriknya kocak, sekocak judulnya, apalagi yang nelp nyanyi nggak ngikutin nada / music yang mengiringi, haha, tambah kocak bukan?
Si penelpon ini curcol mengapa dia milih ikut acara karaokean pagi-pagi gara-gara stress sidang (skripsi) nya diundur sampe awal taun depan, and it means he has to postpone gelar sarjana nya nempel di namanya sampe taun depan (belum tau apa, sekarang sarjana-sarjana banyak bertebaran nganggur di mana-mana??)
Tadinya saya ‘hanya’ menertawakan kelucuan acara dan penelpon ini, but then I realized that I should be more thankful for what I’ve gotten so far. Bersyukur kenapa? Emm,, pertama, dibandingkan dengan si penelpon tadi, saya tidak mengalami banyak kesulitan ketika menghadapi siding skripsi, dan Alhamdulillah target 3,5 tahun akhirnya bisa dikejar.
Kedua pas setelah lulus, saya langsung diterima bekerja, and it means I don’t have to ‘nganggur lama-lama’. Bisa kriting beneran rambut saya yang gak kriting mungkin kalo udah ngejer 3,5 tahun ehh ternyata masih nungguin tawaran “manggung” yang datangnya lamaa… bisa diketawain gede2 sama inyu, dkk (plus efek suara ngenyek, “makanya… ngapain sih qor lulus cepet-cepet? Mending kayak kita, santai, tepat waktu!). dan Alhamdulillah itu semua tak terjadi… (khayalan busuk memang nggak enak buat dibayangin, apalagi kalau sampai kejadian??).
Sudah 2 alasan ya mengapa saya harus lebih bersyukur, emm yang ketiga yaa keadaan saya saat ini yang –pastiharusnyaalhamdulillahinsyaAllah- cukup menyenangkan. Sudah lulus, sudah kerja, kantornya enak (apalagi kalo gak ada deadline!! Yummmyyy), temen-temennya asik dan ajaib, plus temen-temen kuliah yang sampai sekarang selalu bisa diandalkan while I harldy need friends and love (aihhhh, cinta sekali diriku pada kalian semua… babes).
Susah untuk menafikan semua kebaikan dan kenikmatan yang sepantasnya disyukuri tersebut, dan it comes to a doubt kalau ternyata saya harus meninggalkan ini semua – if I choose to move back to my hometown. Benar bahwa kebahagiaan tinggal bersama orang tua adalah segalanya, tang tak bisa dibeli dengan uang, dan dibayar dengan apapun. Tapi bagaimana dengan kehidupan saya yang sudah terlanjur ‘terikat secara batin’ disini? Plus juga bisa nggak disana saya dapet kantor plus fasilitas yang kira-kira sama kayak yang sekarang (ngarep, haha!). Tapi pulang ke pinang dan menikmati kehidupan di sana sampai akhir masa (bahasanya mulai roaming) tak dapat dinafikan memang impian hidup saya.
Sudah 2 alasan ya mengapa saya harus lebih bersyukur, emm yang ketiga yaa keadaan saya saat ini yang –pastiharusnyaalhamdulillahinsyaAllah- cukup menyenangkan. Sudah lulus, sudah kerja, kantornya enak (apalagi kalo gak ada deadline!! Yummmyyy), temen-temennya asik dan ajaib, plus temen-temen kuliah yang sampai sekarang selalu bisa diandalkan while I harldy need friends and love (aihhhh, cinta sekali diriku pada kalian semua… babes).
Susah untuk menafikan semua kebaikan dan kenikmatan yang sepantasnya disyukuri tersebut, dan it comes to a doubt kalau ternyata saya harus meninggalkan ini semua – if I choose to move back to my hometown. Benar bahwa kebahagiaan tinggal bersama orang tua adalah segalanya, tang tak bisa dibeli dengan uang, dan dibayar dengan apapun. Tapi bagaimana dengan kehidupan saya yang sudah terlanjur ‘terikat secara batin’ disini? Plus juga bisa nggak disana saya dapet kantor plus fasilitas yang kira-kira sama kayak yang sekarang (ngarep, haha!). Tapi pulang ke pinang dan menikmati kehidupan di sana sampai akhir masa (bahasanya mulai roaming) tak dapat dinafikan memang impian hidup saya.
Ehh cukup di sini dulu ya, nanti malah berhenti bersyukur lagi, trus menggerutu lagi, trus menyesal.. which I never want to, in my life ever!
Kan mottonya Life with No Regret! *winkwink*
PS : but I never stop to believe that one day, I’ll move back to my hometown, and spend my life there :)
Emm anak-anak gw yang cakep, pinka-pipina-citra-windy-rila-edith-anggi-sandro-ketty-jendral kira-kira kalau daku pindah ke Pinang, ada yang mau menemani tak? *winkwink* -dibarengi teriakan… TIDAKKKKKKKKKKKK!!!
Hehehe :)
1 comment:
gw sih ogah..
ajak aja sana lumba2 lo..
Post a Comment