Thursday, November 27, 2008

kurangi mengada-ngada (curahan hati anak rantau ala perbatasan)

i've just received email dari milis teman2 kuliah saya (angkatan saya yang sebagian sudah bekerja dan sepakat membuat milis biar kita nggak lose contact), dan email terakhir ini entah mengapa, emm.. menurut saya nggak penting...
isinya tentang perbandingan istilah bahasa indonesia dan malaysia.
well, i've known it very clearly, kalau these years banyak sekali permasalahan yang membelit dan meruncingkan kita (indo) dan negara tetangga (yah, i bet you know lah, kalau nggak, tape dehhhh), dan tanpa mengurangi hormat dan salut saya terhadap negara dan rakyat kita yang katanya ramah dan berbudibahasa, menurut saya menyebarkan opini, berita atau apapun yang memiliki 'ruang' dan 'kesempatan' untuk memperuncing permusuhan antara kedua negara bukan merupakan tindakan yang dewasa (maaf teman, tapi saya yakin toh kamu juga nggak pernah mengucapkan semua istilah itu, and i bet that you also read in once dan menganggap itu lucu, trus langsung memforward itu ke semua orang).
saya sadar, masalah batik, kesejahteraan dan keselamatan tenaga kerja wanita dan tenaga kerja indonesia, reog and also counted sipadan dan ligitan bukan merupakan contoh 'kebaikan' negara tetangga, tapi tidak juga memberikan justifikasi dengan menyebarkan berita atau opini yang tidak benar, atau bahkan mengolok-olok secara 'tidak jantan'. Kalau memang mau menunjukkan dan 'membalas sakit hati' ya gunakanlah cara-cara yang lebih masuk akal, lebih bermartabat. Tunjukkan kalau rakyat kita, masyarakat kita, generasi muda kita bukan tipikal manusia yang sakit hati, depresi dan lantai 'meracau tak tentu arah'. Maaf sekali lagi, saya tidak dapat memberikan cara-cara yang tepat untuk membalas sakit hati anda (teman, atau siapapun yang masih menyimpan dendam untuk si tetangga), karena menurut saya ada banyak hak yang jauh lebih penting dibanding 'pembalasan yang kurang bermartabat'.
Kalau memang perbandingan istilah bahasa tersebut mau diselidiki, tidak semuanya yang ada di email itu benar, dan sejujurnya selama 18 tahun saya hidup di perbatasan (dan setiap hari berkomunikasi dengan bahasa yang bisa dibilang 'kombinasi keduanya' plus juga menonton siaran tivi dari kedua negara) tidak semua istilah itu pernah saya dengar - well, aneh juga kalau istilah-istilah itu baru keluar beberapa tahun terakhir, tapi sepanjang yang saya dengar, tidak demikian adanya.
Dan satu hal lagi, jika ada yang masih ingin menertawakan istilah bahasa negara tetangga atau lebih lagi, menertawakan bahasa melayu, coba ya anda buka kembali buku-buku sejarah, atau searching or googling di internet sampai malam-pagi-malam lagi, tahukah anda DARI MANA BAHASA INDONESIA ITU BERASAL?
jawabannya (bagi yang sudah tahu, alhamdulillah, dan mulailah berfikir untuk membalas sakit hati anda dengan cara yang sopan, bukan dengan olok-olok bahasa/istilah) adalah BAHASA MELAYU.
Yap, kesusastraan melayu adalah sumber pengetahuan yang jika saja anda menyempatkan diri untuk mengetahuinya, membacanya, maka anda akan merasa cukup malu untuk mempertentangkan perbedaan bahasa atau istilah negara serumpun.
Daripada sibuk mencari perbedaan dan berusaha menunjukkan kelebihan, akan lebih baik jika dicari persamaan dan menggalang persatuan (mulai ikut-ikutan TVRI, hehe).
bukan begitu?
ps : mengada-ngada bisa disebut 'membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada' dan bluffing... seperti email 'kurang penting' yang saya terima tadi, yang seolah-olah lucu karena berisi olok-olok padahal sang pengirim (maaf) belum tentu paham isi dan kandungan email yang dia kirimkan.

Wednesday, November 26, 2008

smile, stay there for a while

hari ini dimulai dengan senyum (haa? senyum lagi, chonq?)
yoa, senyum.. yang tak tau apa alasannya saya pasang sejak dari naik angkot 44 di depan gang kosan saya, then ketika menghadapi kenyataan bahwa puteran yang biasanya dilewati di kampung melayu dijaga 'cukup ketat' oleh pak pol (pak polisi), ampir lemes saya yang kadung sudah di angkot yang biasanya tinggal muter, ehhh ya mau tak mau harus ikut muter sampe jatinegara,,,
it have been months sejak terakhir kali saya harus 'terjebak' di angkot yang harus ke jatinegara dulu, and today, this morning, it happened..
but it's ok
still i can keep my smile hanging there, hahaha...
ps : seneng dehh hari ini ada traktiran pizzaaaaaa :D
even today is my first day 'bayaran puasa' tapi i can keep mine (which is 3 or 4 slice kan bang santo? hehehe) until magrib...
alhamdulillah,,,
rezeki emang gak kemana :P

Monday, November 24, 2008

fighting the flu, hiaaaatttt wataaaaaaaa!!!

i feel terrible,
very..
this "unstoppable-rese-dying-and-unromantic flu" benar-benar membuat setengah hari saya menderita?
really?
ya iyalahhhh!!!
tissue 1 bal yang baru saja tadi pagi saya minta dari mas satur, sekarang tinggal setengahnya
(bayangin aja cobaaaaa, setengahnya udah dipake 'membantu mengeluarkan keluhan' hidung sayaaaa) dan sebagai akibatnya, bagian bawah hidung luar saya, kanan dan kiri sudah mulai iritasi..
dohh!
tau bakal kejadian begini, saya sebaiknya istirahat di rumah dari tadi pagi..
mungkin besok, kalau sampai derita ini berlanjut, i'll do that, i'll stay on my bed, hope it'll be better and i'll stop complaining about mi 'special' nose...
ps : maap ya sodara2 di kantor, esp di ruangan ini, yang 'biasanya' rentan terhadap virus flu.. huahuhuhuhu... emang ni siapa yang nularin si flu ke saya coba???
ngaku!!!!
*jadi inget sama terjemahan surat Ar-Rahman yang kemarin, (kata-kata yang selalu diulang setiap nikmat yang diterima manusia disebutkan) :
maka nikmat dari Tuhan-mu yang mana yang engkau dustakan?
ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang dhaif ini, sembuhkanlah aku dari flu yang mengganggu ini, amiennn (jadikanlah aku hamba yang selalu bersyukur pada-MU, amien)*

Thursday, November 20, 2008

another story of Kopaja 19

pagi ini, sekali lagi saya berkesempatan mendengarkan nyanyian "bapak penyanyi jalanan" yang suaranya miriiiip sekali dengan Ebiet G. Ade.
ini yang kedua kalinya saya menjadi penonton dan pendengar setia si bapak, yang entah mengapa menurut saya bukan hanya suaranya saja yang dapat membius 'saya', akan tetapi juga kehadirannya yang emm.. selalu 'membawa aura damai' (well, i've ever said to one of my coleages that i do believe bahwa manusia ditakdirkan mepada dasarnya memiliki aura masing-masing yang menempel pada dirinya, either hangat, dingin, karismatik, penyayang, pemanas, dan sebagainya. and it was what i felt when i saw that 'bapak').
he's just so 'tenang-damai-dan bersahaja', dan membuat saya tidak lantas jatuh iba dan merogoh kocek untuk menyisihkan sedikit uang untuknya, namun lebih jauh lagi, dia selalu membuat saya terharu dan menghargai hidup di pagi hari, bersemangat dan penuh cinta, mengingat masa-masa saya mengenal lagu yang ia nyanyikan (dengan papa sebagai penyebab utama tentunya, hehe), dan mengagumi sang bapak sebagai pelaku kehidupan sejati. Dan semua itu terjadi di suatu angkutan umum yang bernama kopaja 19
ok, may be it takes too much, lebay mungkin menurut anda.
tapi itu yang saya rasakan setiap kali bertemu dengannya, dan toh ia juga mampu membuat saya menghentikan radio yang selalu menemani perjalanan saya ke kantor tiap pagi, untuk lebih mendengarkan lagu-lagu yang ia bawakan (dan pagi ini, kedua lagu yang ia nyanyikan sama persis dengan yang pernah saya dengarkan sebelumnya), dan menikmati alunan nada demi nada yang ia sampaikan sampai ia turun (lebih dulu dibanding saya) dan berakhirlah hiburan pagi yang cukup membuka mata, telinga dan hati saya.
dari dua lagu yang ia nyanyikan, salah satunya lagu favorit saya (dulu sering sekali diputar kasetnya sama papa, di mobil, di rumah, dan membuat telinga saya 'sensitif' terhadap lagu ini).
bahkan si bapak yang menyanyi di atas 19 pun ternyata tak kehilangan pesona membius pendengar (mungkin hanya saya, tapi i admit sincerely that i'm your fan, pak!).
lagu tersebut berjudul "Cintaku kandas di rerumputan":
Aku mulai resah menunggu engkau datang
Berpita jingga, sepatu hitam
Kau bawa cinta yang kupesan ho…
Aku mulai ragu dengan keberanianku
Berapa cinta kau tawarkan?
Berapa banyak yang kau minta? Ha...
Aku merasa terjebak dalam lingkaran membiusku
namun dorongan jiwa tak sanggup kutahan
Iblis manakah yang merasuk
aku memilih cara ini?
Mungkin karena ‘ku merasa tak punya apa-apa
Dan ketika engkau datangaku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Kuputuskan untuk berlari menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
ho ho ho ho ho ho ho ho ho
du du du du du du du du dudu du du du du du
ho ho ho ho
du du du du du du du du du du du du du du du
Aku mulai sadar cinta tak mungkin kukejar
Akan kutunggu, harus kutunggusampai saatnya giliranku
Dan ketika engkau datangaku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Kuputuskan untuk berlari menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
ho ho ho ho ho ho ho ho ho
du du du du du du du du du
du du du du du du
ho ho ho ho
du du du du du du du du du du du du du du du
ps : dedicate to papa!!! mama juga lah (nanti merajuk pulak kan kalau pilih-pilih kasihhh), untuk lukmanjelekitem jugalahhh, sama ica yang katanya dah kurus (ayooo kita tanding kurusan mana nanti kalau kak qory pulang!!! wehehehee) - baru niat balek, dah pun rindu rumahhh *winkwink*

Wednesday, November 19, 2008

bersyukur

hehehe
pagi-pagi saya sudah disuguhi pemandangan “bagus”
dari metromini (19) pula
si pemandangan bagus tak lain adalah sesosok makhluk cowok, look about 25-28, “manusia pekerja” pastinya dilihat dari setelan celana dan kemeja, plus jaket coklat dan ransel. Tadinya saya pikir he just “in a co-incidence” berada di 19 yang sama, dari halte karet, and I bet dia bakal turun di BEJ (entah kenapa kalo ngeliat yang bening2, kepikirannya pasti di BEJ deh, haha, gak berarti di gedung2 lain gak ada yang bening kok! Di graha niaga banyak!! Apalagi cewek2 lantai sebelas :P)

ehh jeng jerengjengjeng ternyata si pemandangan bagus turun pas depan kantor saya, dan (tadinya saya pikir dia turun di depan, buat lanjut jalan ke abda or what) benerlah si makhluk itu masuk ke gedung yang sama dengan saya – emm.. hanya beda pintu masuk dan juga lift ternyata… (wondering, kok selama ini gak pernah ngeliat deh perasaan?? Bodo amatlah… yang penting ‘pemandangan’ itu telah menambah daftar alasan saya memulai hari ini dengan tersenyum (dan mudah-mudahan begitu juga selanjutnya yaaa).

Talking about why I should smile (dan melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan yang membuat tersenyum pun menjadi sulit) today – selain si pemandangan bagus (yang makin sering disebutin makin gak penting, hehe) – adalah gen fm, emm lebih tepatnya acara kardigen/kardigan pagi ini yang lumayan kocak! Bayangin aja, ada cowok yang nelp buat ikutan, and guess what, dia nyanyi lagu project pop yang judulnya Goyang Duyu. Liriknya kocak, sekocak judulnya, apalagi yang nelp nyanyi nggak ngikutin nada / music yang mengiringi, haha, tambah kocak bukan?
Si penelpon ini curcol mengapa dia milih ikut acara karaokean pagi-pagi gara-gara stress sidang (skripsi) nya diundur sampe awal taun depan, and it means he has to postpone gelar sarjana nya nempel di namanya sampe taun depan (belum tau apa, sekarang sarjana-sarjana banyak bertebaran nganggur di mana-mana??)

Tadinya saya ‘hanya’ menertawakan kelucuan acara dan penelpon ini, but then I realized that I should be more thankful for what I’ve gotten so far. Bersyukur kenapa? Emm,, pertama, dibandingkan dengan si penelpon tadi, saya tidak mengalami banyak kesulitan ketika menghadapi siding skripsi, dan Alhamdulillah target 3,5 tahun akhirnya bisa dikejar.
Kedua pas setelah lulus, saya langsung diterima bekerja, and it means I don’t have to ‘nganggur lama-lama’. Bisa kriting beneran rambut saya yang gak kriting mungkin kalo udah ngejer 3,5 tahun ehh ternyata masih nungguin tawaran “manggung” yang datangnya lamaa… bisa diketawain gede2 sama inyu, dkk (plus efek suara ngenyek, “makanya… ngapain sih qor lulus cepet-cepet? Mending kayak kita, santai, tepat waktu!). dan Alhamdulillah itu semua tak terjadi… (khayalan busuk memang nggak enak buat dibayangin, apalagi kalau sampai kejadian??).
Sudah 2 alasan ya mengapa saya harus lebih bersyukur, emm yang ketiga yaa keadaan saya saat ini yang –pastiharusnyaalhamdulillahinsyaAllah- cukup menyenangkan. Sudah lulus, sudah kerja, kantornya enak (apalagi kalo gak ada deadline!! Yummmyyy), temen-temennya asik dan ajaib, plus temen-temen kuliah yang sampai sekarang selalu bisa diandalkan while I harldy need friends and love (aihhhh, cinta sekali diriku pada kalian semua… babes).

Susah untuk menafikan semua kebaikan dan kenikmatan yang sepantasnya disyukuri tersebut, dan it comes to a doubt kalau ternyata saya harus meninggalkan ini semua – if I choose to move back to my hometown. Benar bahwa kebahagiaan tinggal bersama orang tua adalah segalanya, tang tak bisa dibeli dengan uang, dan dibayar dengan apapun. Tapi bagaimana dengan kehidupan saya yang sudah terlanjur ‘terikat secara batin’ disini? Plus juga bisa nggak disana saya dapet kantor plus fasilitas yang kira-kira sama kayak yang sekarang (ngarep, haha!). Tapi pulang ke pinang dan menikmati kehidupan di sana sampai akhir masa (bahasanya mulai roaming) tak dapat dinafikan memang impian hidup saya.

Ehh cukup di sini dulu ya, nanti malah berhenti bersyukur lagi, trus menggerutu lagi, trus menyesal.. which I never want to, in my life ever!
Kan mottonya Life with No Regret! *winkwink*


PS : but I never stop to believe that one day, I’ll move back to my hometown, and spend my life there :)
Emm anak-anak gw yang cakep, pinka-pipina-citra-windy-rila-edith-anggi-sandro-ketty-jendral kira-kira kalau daku pindah ke Pinang, ada yang mau menemani tak? *winkwink* -dibarengi teriakan… TIDAKKKKKKKKKKKK!!!
Hehehe :)

Monday, November 17, 2008

sulitnya menjadi manusia (tak) berperasaan

well it has been quite a long time juga ya saya tidak "menulis"?
ya bisa dibilang relatiflah, hehe :D
secara postingan terakhir yang saya upload sulit dikategorikan sebagai tulisan, abis "agak-sedikit-lumayan-penuh-kekesalan-yet-i dont regret", hehe...
Back to the story of this day, yak emm.. not in a very good mood however, but i do try to share something, which lately-constantly-often crosses my mind. something called feeling, atau perasaan.
Pada dasarnya saya manusia yang 'super-duper-sensitif-cengeng' (syukur yang terakhir disebut agak berkurang semenjak kuliah - apa semenjak tinggal sendiri ya? ya sama lah itu), dan sejujurnya saya sangat mudah tersentuh, tersinggung, tertawa, sedih, senang, dan cepat empati dengan kondisi, apalagi kondisi yang menurut saya tidak sepantasnya terjadi.
salah satu contoh 'kesensitifan' saya, yang mungkin agak lebay (but i'm human, so i think it's wajar lah, ya gak? bilang aja ya!!!) adalah setiap kali saya melewati 'bapak-ibu peminta-minta' (di pinang atau di depok or jakarta sama aja kayaknya, rameee), yang ada di fikiran saya adalah : if once i become the president (or at least i have enough money - ya lawyer terkenal kek - pengusaha tajir ewerewer kek) i'll pick all of them, and put them in a big-big house of mine - which i built by myself with my own money, and i'll take care of them just like what i'll do to my own parent. I won't let any of them (kalau orang malayu cakap) merempat-rempat di jalan, mengais rezeki atas dasar rasa kasihan orang lain.
Fikiran saya pada saat (setiap) saya bertemu mereka ya hal itu, terus berlanjut dari saya kecil sampai sekarang while i wonderin kok presiden kita udah ganti berkali-kali tapi keadaan negara masih begini-begini saja (waduw, jadi berat ngomongin negara ni? hahaha).
Balik ke masalah sensitif, alhamdulillah makin bertambahnya umur, kadar sensitif saya cenderung menurun, ya mau gimana lagi, kalau semuanya mau dibawa pakai perasaan, bisa menitik teruslah si air mata ini, begitu bukan? Bagusnya, ya, saya jadi lebih bisa menahan perasaan saya, apa yang sepatutnya saya cerna dulu di kepala sebelum saya ucapkan, jadi bisa ditahan.
Nah, thesedays saya sedang belajar untuk menahan perasaan saya - emm atas suatu kasus nyata kehidupan saya, dan saya belajar untuk menggunakan logika sebagai dasar atas pengambilan keputusan atau tindakan saya. Karena seringkali (apa selalu) saya berpegang teguh pada hati (perasaan) untuk memutuskan sesuatu. Untuk hal-hal kecil misalnya, mau makan di mana, mau pergi ke suatu tempat, atau mau ketemu orang, selalu saja saya menggunakan insting saya untuk berkata "YA" atau "TIDAK".
Unfortunalely untuk kasus yang terakhir ini, saya ternyata salah besar!

Karena nyatanya, i almost beaten up - by my own feeling actually, logika yang saya bangga-banggakan sebagai "pencerahan atas keputusan masa depan" saya masih belum cukup kuat untuk menghadang lajunya si perasaan ini dalam mempengaruhi kehidupan saya. Tetap saja si perasaan dan hati yang sudah digadang-gadang untuk 'tidak (cepat) ikut campur' dalam urusan ini nyelonong aja masuk, and now i'm laughing at myself, hehe. Ternyata saya tidak pernah berhenti untuk menjadi manusia sensitif. Ternyata si hati (perasaan) meronta-ronta ingin diajak serta memutuskan sesuatu (atau apapun dalam hidup saya). Ternyata dalam hal apapun, sisi manusia saya jauh lebih kuat dibanding sisi 'robot to be' saya. Ternyata sisi manusia yang 'lembut-hati-dan terlalu berperasaan' itu sulit terpisahkan walaupun saya mencoba sekian lama to be tough and flat, and now i'm still a human indeed.
Satu hal yang harus disyukuri, berarti saya masih manusia sampai detik ini.
dan (sayangnya) masih akan ada rasa kasihan atas kemiskinan, kebodohan, dan kekurangan atas apa yang saya lihat setiap harinya,
dan (sayangnya) masih akan ada rasa sakit, cemburu, kesel dan emosi (dengan efek idung kembang kempis - perut mual-mual) setiap kali menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya,
dan (sayangnya) masih akan ada air mata yang jatuh, karena kekecewaan dan kesedihan saya sebagai manusia biasa.
saya, masih manusia biasa, ternyata...

Tuesday, November 11, 2008

dont you understand?



to someone who i wondered, why you insist to enter my world, my only damn beautiful world, without any touch from you, either people i dont welcome :)
enjoy this part, and never come back!


----------------------------------------------------
Didn't he tell you the truth
If not, then why don't you ask him
And maybe you could be more into him
Instead of worrying 'bout me
And hopefully, you won't find
All of the reasons why his love didn't count
And why we couldn't work it out

Whatcha' thinking
Stop blaming me
He wasn't man enough for me
:)
---------------------------------------------------



*sorry if this is quite painful

but honey,
dont touch my life, ever :)